Dolar AS Melemah, Tertekan Data Ekonomi

dolar as melemah

Topmetro.News – Dolar As melemah, meski selama delapan sesi berturut-turut menguat. Kini Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Hal itu disebabkan lantaran mata uang Paman Sam itu tertekan sejumlah data ekonomi yang suram.

Dolar AS Melemah, Khawatir Ekonomi Masa Depan

Seperti disiarkan antara, indeks optimisme bisnis-bisnis kecil AS merosot 3,2 poin pada Januari karena para pemilik menyatakan semakin khawatir tentang pertumbuhan ekonomi di masa depan, menurut sebuah laporan Federasi Nasional Bisnis Independen (NFIB) yang dipublikasikan, Selasa (12/2/2019).

Usaha Kecil Kian Terpuruk

Menjelang pemilihan umum 2016, angka 101,2, terendah menunjukkan ketidakpastian di antara pemilik usaha kecil karena penutupan pemerintah yang lama dan ketidakstabilan pasar keuangan, kata laporan itu.

Sementara itu, indeks ketidakpastian NFIB naik tujuh poin menjadi 86, angka tertinggi kelima dalam sejarah 45 tahun survei.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,36 persen menjadi 96,7121 pada akhir perdagangan.

Akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1331 dolar AS dari 1,1275 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2897 dolar AS dari 1,2860 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7098 dolar AS dari 0,7062 dolar AS.

Dolar AS dibeli 110,50 yen Jepang, lebih tinggi dari 110,40 yen Jepang pada sesi sebelumnya.

Baca Juga: HEBAT, RUPIAH TERUS MENGUAT RP 13.970 PER DOLAR AS

Sebagaimana disiarkan Topmetro News beberapa waktu lalu, nilai Rupiah sempat menguat terhadap sejumlah mata asing, terutama Dolar Amerika (Dolar AS).

Rupiah terus menguat ditandai dengan nilainya yang kian perkasa Kamis (31/1/2019), Dolar AS berada di level tertingginya Rp 14.130 dan level terendah di Rp 13.990.

Menurut Ahmad Mikail, seorang Analis Samuel Sekuritas memprediksi nilai tukar Rupiah terus menguat dan akan bergerak menguat pasca kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed) yang mempertahankan suku bunga acuannya.

Reporter: JEREMI TARAN

Related posts

Leave a Comment